Kadang
hidup harus berkorban. Mengorbankan hal yang sesungguhnya sulit terkorban
sekalipun. Kamu tahu, saat sebuah film mensugesti pikiran kita untuk mulai
berpikir bahwa hidup sulit selaras dengan keinginan ada semacam tekanan batin.
Saat kegagalan bertubi-tubi memukul, kepastian akan keberhasilan akan
ditanyakan. Sejauh mana perjuangan dikerahkan dan sekeras apa doa
dikumandangkan. Percayakah kamu, jika kita tidak ditakdirkan disana sekeras
apapun kita berjuang kesuksesan itu tak akan datang?
Percaya,
namun
pada kenyataannya kegagalan selalu memberi pelajaran jika waktu belum berpihak
kepada kita. Mungkin aku bisa melupakan begitu saja dan menerima kenyataan
serta menjalani apa yang terjadi sekarang. Namun, hati bepikir lain. Sesak
semakin terasa saat semakin jauh melangkah pergi semakin dekat dan meraung hati
kita yang tertinggal di lumbung impian. Pada kenyataannya yang terucap tetap
sulit.
Selagi
aku masih hidup aku percaya, 0,00001% pun tetaplah kesempatan. Biarpun sangat
kecil itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Selagi aku masih mampu
berjuang akan kuperjuangkan, jika tidak sekarang mungkin nanti. Mimpi dan yang
memimpikan satu paket, jadi kesuksesan perjuangan tak akan tertukar dengan
pejuangnya. Aku masih punya satu kesempatan, selama aku masih hidup aku takkan
berhenti memohon pada Tuhan untuk keberhasilan di kesempatan itu. Aku percaya
pada pernyataanku sebelumnya, jika kesuksesan perjuangan tak akan pernah
tertukar dengan pejuangnya. Tuhan yang menguatkanku saat aku bertubi-tubi
gagal, Tuhan yang mengajarkanku bersabar saat hati sudah tak sabar. Dan Tuhan
yang membuatku yakin sebentar lagi kesempatan menjemput mimpi itu akan datang
padaku.
Percayalah,
hidup
berawal dari apa yang kamu niati dengan tulus atas nama Tuhan dan orang-orang
yang ingin kamu bahagiakan. Dan hidup akan berakhir dengan balasan dari Tuhan
atas kegigihanmu dan persembahan membanggakan untuk orang yang akan kamu
bahagiakan.
...................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar