Topik : Pentingnya
Menulis dan Membaca di Kalangan Mahasiswa
Mahasiswa Cerdas dan Kreativ
Dimulai dari Kertas
Membaca
mungkin adalah hal sederhana tapi manfaatnya terasa menguntungkan. Namun
seiring berjalannya waktu, membaca menjadi budaya yang langka untuk dijumpai.
Perlahan tapi pasti, masyarakat menyukai hal-hal yang bersifat praktis dan
tidak mau dibuat sibuk untuk menghabiskan waktunya. Padahal membaca menjadi hal
yang sangat penting untuk dapat mendapatkan lebih banyak pengetahuan. Mungkin
alasan itu terlalu klise, tapi memang seperti itu dasarnya.
Menulis
merupakan sebuah kegiatan untuk mengeluarkan ide-ide atau gagasan lewat
tulisan. Sayangnya tidak banyak orang yang mempunyai pikiran untuk itu. Ada
yang beranggapan bahwa menulis hanya untuk orang-orang yang mempunyai bakat
merangkai kata-kata yang indah. Itu alasan yang tidak benar, karena menulis
bisa dijadikan sebagai alat penyampaian ide atau gagasan.
Dalam
dunia mahasiswa, membaca menjadi sangat penting dan pokok untuk ditekuni.
Bagaimana tidak, sebagian dari kehidupan mahasiswa untuk menciptakan
terobosan-terobosan pemecahan masalah sebagaimana fungsi mahasiswa yang juga
harus berguna untuk masyarakat. Untuk itu mahasiswa dituntut untuk menuangkan
gagasan-gagasannya lewat tulisan dan mencari referensi-referensi lewat membaca.
Potret Budaya Membaca dan Menulis
di Kalangan Mahasiswa
Waktu
itu saya bersama beberapa teman saya ke perpustakaan untuk mencari buku
pegangan salah satu mata kuliah di jurusan kami. Saya meminjam beberapa buku
dan ada teman saya yang hanya meminjam satu buku. Keesokan harinya saat kami
bertemu di kampus, dia dengan cengengesan berkata jika buku yang dipinjamnya di
perpustakaan belum tersentuh sama sekali. Setelah dipinjam dan masuk ke dalam
tas, baru pagi itu dia mengeluarkannya. Melihat hal itu saya hanya bisa
tersenyum heran. Bahkan saat dia bertemu dengan seorang temannya dan saat dia
berkata baru saja dari perpustakaan, temannya itu terlihat heran seakan tidak
yakin jika dia dari perpustakaan.
Dari
apa yang barusan saya ceritakan, saya menarik kesimpulan bahwa minat baca di
kalangan mahasiswa mulai menurun. Kalau pun mereka ke perpustakaan mungkin
sekedar meminjam dan sampai rumah hanya dijadikan pajangan. Fenomena yang saya
saksikan di institusi pendidikan tinggi tempat saya belajar, perpustakaan
memang cenderung ramai. Di perpustakaan ini juga disediakan wifi zone sehingga
mahasiswa bisa dengan mudah mengakses internet dengan gratis. Yang menjadi
pertanyaan bagi saya adalah apakah mereka yang berada di perpustakaan murni
untuk mencari buku atau referensi, ataukah memanfaatkan akses internet gratis
tersebut?
Fenomena
lain yang saya amati adalah budaya menulis. Seiring perkembangan globalisasi
yang semakin pesat, teknologi pun semakin canggih. Contoh sederhana adalah
internet yang sangat memudahkan kita untuk mengakses berbagai jenis informasi.
Mahasiswa sendiri juga sangat membutuhkan internet untuk mencari lebih banyak
informasi. Misalnya untuk referensi dalam mengerjakan tugas. Masalahnya sekarang
adalah mahasiswa cenderung menjadi terbiasa untuk menerapkan budaya ‘copas’
atau copy-paste. Ada yang berpikiran malas untuk merangkum dan berpikir lebih
praktis untuk menghemat waktu. Jika seperti itu adanya, bagaimana mungkin
mahasiswa dapat berpikir kreatif dalam memecahkan masalah jika selalu
membudayakan ‘copas’?
Fenomena
tersebut menjadi semakin marak dijumpai. Para mahasiswa seakan acuh akan
pentingnya membaca dan menulis. Dengan alasan malas, menghabiskan waktu, sampai
agar lebih efisien mereka lontarkan. Mahasiswa jaman sekarang lebih suka
bermain social media sebagai ajang mengikuti trend yang sedang
gencar-gencarnya. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, saya pikir akan sangat
merugikan diri sendiri mengingat membaca dan menulis sangat penting. Dan
manfaatnya pun sebenarnya juga sangat menguntungkan diri kita sendiri.
Sederhana tapi Segudang Manfaatnya
Sudah
menjadi rahasia umum jika membaca dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Namun minimnya kesadaran masyarakat, khususnya yang dibahas di sini adalah
mahasiswa membuat argumentasi semacam itu terasa hanya kalimat semata. Sebagai
mahasiswa, membaca dan menulis sangatlah penting dan harusnya menjadi sebuah
kemahiran. Mengingat fungsi mahasiswa sebagai pelaku pemecahan dan
terobosan-terobosan untuk membantu masyarakat.
Mahasiswa
dituntut untuk peka terhadap sekitar dan memikirkan ide-ide pemecahan masalah.
Mereka pun harus lebih terbuka untuk terus menggali informasi dari berbagai
sumber, misalnya lingkungan sekitar atau buku-buku untuk menemukan pemecahan
masalah. Di sinilah pentingnya membaca bagi mahasiswa. Wawasan akan bertambah,
ide-ide baru juga bisa muncul dengan baik hasil dari menarik kesimpulan
berdasarkan referensi-referensi yang sudah dibaca. Membaca juga dapat
meningkatkan imajinasi seseorang dalam berpikir kritis dan kreativ menuju
hal-hal yang positiv. Jika budaya membaca ditinggalkan begitu saja, takutnya
mahasiswa akan menjadi ‘cupu’ terhadap pengetahuan.
Sementara
dalam hal tulis-menulis, aktivitas tersebut sangat penting untuk mendorong
kreativitas berpikir seorang mahasiswa. Jika mahasiswa hanya membudayakan
‘copas’ itu akan merugikan dirinya sendiri. Dia menjadi malas untuk memikirkan
pemecahan masalah, malas untuk memikirkan gagasan-gagasan baru, sampai mengekang
kreativitas berpikir mereka. Padahal mahasiswa dituntut untuk kritis terhadap
lingkungan sekitar ataupun permasalahan-permasalahan dalam masyarakat. Di pihak
lain, menulis juga menguntungkan bagi mahasiswa yang masih ragu atau malu untuk
menyampaikan pendapat. Dia bisa mengungkapkan gagasan tersebut lewat tulisan
agar bisa tersampaikan kepada orang lain.
Dari
uraian di atas sangat jelas jika mahasiswa butuh mengembangkan budaya membaca
dan menulis. Di lain kesempatan, ketika mahasiswa sudah lulus dan terjun dalam
dunia kerja ataupun masyarakat manfaat ini juga menguntungkan. Kebiasaan
membaca dan menulis yang bisa mempertajam analisis seorang mahasiswa dapat
memudahkan dirinya sendiri ketika terjun di dunia kerja dan masyarakat.
Manfaatnya menjadi berlipat-lipat bukan.
Nah,
mengingat budaya tersebut mulai luntur bagaimana cara menanamkan budaya
tersebut kepada mahasiswa kembali?
Sebenarnya
poin terpenting adalah kesadaran mahasiswa akan pentingnya menulis dan membaca.
Yang jadi masalah adalah kesadaran itu seakan terabaikan. Jika mereka suka
bermain social media sebenarnya jika digunakan dengan tepat dapat menguntungkan
mahasiswa dalam mencari dan berbagi informasi. Contohnya adalah blog. Blog
selain dapat digunakan mencari informasi juga dapat digunakan untuk menulis atau
mengepostkan informasi. Jenis blog sangat beragam saat ini dan mahasiswa bisa
memilih salah satunya untuk berbagi informasi. Dengan begitu kebiasaan menulis
mulai tumbuh. Menumbuhkan kesadaran pentingnya membaca dan menulis harus di
mulai dari hal-hal sederhana. Misalnya seperti menulis di blog, mulai mengusir
rasa malas, meyakini bahwa membaca tidak membuang-buang waktu dengan
menggunakan waktu luang yang dimiliki dengan membaca sebentar dan dilanjutkan
beberapa saat lagi. Jika diawali dengan hal sederhana, saya yakin lama-kelamaan
akan menjadi kebiasaan. Ingat, membaca dan menulis memang sepele dan sederhana
namun pada kenyataannya manfaatnya sangat menguntungkan.
Pesan
saya adalah, sebagai mahasiswa mulailah dari secarik kertas untuk dibaca dan
dihias dengan gagasan-gagasan luar biasa untuk lebih menghasilkan karya yang
kreatif, cerdas, dan bermanfaat. Sebagai penutup saya akan mengutip salah satu
kata bijak dari manusia yang dianggap jenius yang sangat memotivasi saya untuk
menuangkan ide dan imajinasi saya dalam sebuah tulisan serta membudayakan
membaca untuk menambah wawasan dalam berpikir kreativ.
“Imajinasi
lebih penting dari pada logika. Logika hanya membawa anda dari A ke B. Namun
imajinasi mampu membawa anda kemana-mana”-Albert Einstein
setuju :) mahasiswa harus kreativ :D
BalasHapusIya betul :D
HapusSangat bermanfaat kawan. Kita dari Komunitas Mahasiswa Malang Menulis juga dalam Proses mentransformasikan pentingnya menulis untuk mahasiswa yang notabenenya adalah generasi muda Indonesia. Kunjungi Blog kita dan berikan masukan-masukan positif yang membangun! http://komunitasmahasiswamenulis.blogspot.com/
BalasHapusTerimakasih sudah berkunjung dan membaca :))
Hapusterimakasih atas pesan dan motivasinya ,semoga kedepannya saya juga bisa menuangkan ide dan gagasan saya dan bisa saling sharing pendapat :)
BalasHapusMungkin bisa jadi referensi Buku pertama saya bercerita tentang menjadi Diri Sendiri, untuk menghasilkan karya yang layak Publikasi. Saya berbagi karna saya peduli. Untuk menjadi bagian sejarah, wujud ekspresi diri. Tentang Perjuangan dan Kebenaran.
BalasHapushttps://www.academia.edu/32989357/
Buku_Paduan_Menulis_Membentuk_J
ati_Diri_Dan_Keinginan_Menulis .
Apapun yang kamu rasakan hari ini, tulislah. Memang tulisanmu tidak berguna untuk semua orang namun suatu saat nanti tulisanmu akan berguna untuk seseorang, menghentikan hatinya bersedih lalu mengubah dunia.
#cerita #jatidiri #publikasi #karya
#dedikasi #berbagi #sejarah #dunia
#ekspresi #demokrasi #pahlawan
#pemimpin #kebenaran #karyaku
#indonesia #lebihbaik #buku #karyailmiah #publikasi #argumentasi #persuasif
#catatan #menulis #membaca #menarik
#inspiratif #tokohdunia #puisi #indonesia
#savenkri #rowling #soehokgie #chairilanwar #qoute #bijak #motivasi